Sabtu, 19 November 2011

Manusia Pengolah Sistem Informasi


MANUSIA SEBAGAI PENGOLAH INFORMASI

Sistem informasi manajemen adalah sistem manusia/mesin. Perancangan SIM cenderung mengikat erat pengambil keputusan pada sistem pengolah mesin. Dan fungsi kerja administrasi dilaksanakan secara tertentu berdasarkan persyaratan komputer. Karena itu manusia adalah elemen penting dalam sistem pengolah informasi, Pernahaman kemampuan manusia sebagai pengolah informasi adalah penting bagi perancangan sistem informasi. Bab ini menguraikan sebuah model umum dan model Newell-simon tentang manusia sebagai pengolah informasi, Bab ini juga menjelaskan beberapa batas sementara pengolah manusia dan persepsi manusia tentang perbedaan-perbedaan. Sebuah diskusi pengaruh pemampatan data atas prestasi manusia, dan nilai psikokogis data yang tak terpakai melengkapi penjelasan terhadap kemungkinan pemakaian data. Pengumpulan data dan penyimpanan yang tidak rasional.

• MODEL DASAR
Sebuah model sederhana mengenai manusia sebagai pengolah informasi terdiri dari indera penerima (mata telinga, hidung dan sebagainya) yang menerima isyarat dan meneruskannya kepada unit pengolah (otak dengan penyimpan). Hasil olahan adalah respons/tanggapan keluar (secara fisik, ucapan, tulisan, dan sebagainya). Kapasitas manusia dalam menerima masukan dan menghasilkan keluaran (tanggapan) adalah terbatas. Para individu mengatir penyaringan kepentingan berdasarkan pengalaman. Latar belakang, kebiasaan mereka, dan sebagainya. Prosedur keputusan mengidentifikasi data yang yang relevan dan kemudian menyediakan sebuah filter untuk menyaring faktor-faktor yang tak perlu bagi keputusan. Mekanisme penyaringan dapat diubah melalui tekanan pengambilan keputusan.

MODEL NEWELL-SIMON TENTANG MANUSIA SEBAGAI
PENGOLAH INFORMASI!KEPUTUSAN

Allen Newell dan Herbert A Simon dari Carnegie-Melon University telah mengajukan sebuah model mengenai pemecah persoalan manusia yang menggunakan analogi antara pengolah komputer dan pengolah informasi manusia. Hal ini bukan berarti bahwa manusia memeeah persoalan seperti komputer, tetapi bahwa analogi ini sangat berguna untuk memahami pengolah informasi manusia. Membandingkan model pengolah informasi Newell-Simon dengan sebuah model umum sistem pengolah komputer.

Sistem Pengolah Informasi Manusia

Sistem pengolah informasi manusia terdiri dari sebuah pengolah, indera masukan (sensory input), penggerak keluaran (motor output), dan tiga jenis ingatan-ingatan jangka panjang (long-term memory/LTM), ingatan jangka pendek (short-term memory/STM)
dan ingatan luar (external memory/EML). Sistem pengolahan bekerja lebih secara serial daripada paralel. lni berarti bahwa manusia .hanya melaksanakan satu tugas pengolahan infonnasi pada saat yang bersamaan. Sedang komputer dapat bekerja secara serial maupun paralel untuk ketiga opersi pokok. Salah satu pengolahan paralel komputer adalah menambah secara serentak semua pasangan "bit" dari dua "data word" komputer, Manusia menambah hanya sepasang
"digit" pada saat yang sama secara serial dari kanan ke kiri.

Menangani Data Probabilistik

Para pengambil keputusan sering harus menangkap, mengolah, dan menilai kemungkinan (probabilities) hal-hal tak menentu. Ada bukti bahwa kemampuan manusia kurang sekali dalam intuisi statistik. Kekurangan ini menyolok karena sebuah sistem informasi/keputusan dapat dirancang untuk mengatasi hal ini.

Beberapa kekurangan yang tampak -dalam riset adalah:
1. Kurangnya pemahaman intuitif atas akibat ukuran percontoh atau "sample" terhadap penyimpangannya.
2. Kurangnya kemampuan intuitif untuk mengenal hubungan (korelasi) dan hubungan sebab akibat (easuality).
3. Cendrung mengambil kesimpulan dalam perkiraan kemungkinaan.
4. Kurangnya kemampuan memadukan informasi.

Strategi Pengolah Informasi

Manusia menerapkan strategi untuk mengatasi keterbatasannya sebagai pengolah informasi dan untuk meringankan otak dalam memadukan informasi. Beberapa diantaranya adalah konkretisasi (concretness) serta pematokan dan penyesuaian (anchoring and adjustment). Konsep konkretisasi adalah pengambil keputusan cenderung untuk menggunakan hanya informasi yang telah dimilikinya, dan dalam bentuk peragaannya. Akan terjadi kecenderungan untuk tidak mencari data yang tersimpan dalam ingatan atau untuk mengubah atau memanipulasi data yang telah disajikan. Karenanya informasi yang telah ada secara eksplisit mempunyai keunggulan atas data yang harus diperoleh atau dimanipulasi sebelum dipakai. Gagasan pematokan dan penyesuaian adalah bahwa manusia cenderung mengambil kesimpulan dengan menetapkan sebuah titik patokan dan membuat penyesuaian berdasarkan titik ini. Ini merupakan gejala umum dan peranggaran, perencanaan dan penentuan harga. Penyesuaian cendrung tidak memadai bila menyangkut perkiraan probabilistik.

PENGARUH PEMAMPATAN DATA ATAS PRESTASI
MANUSIA

Dalam Bab 6, diuraikan metode reduksi data. Sebelumnya dalam bab ini telah dijelaskan bahwa manusia mempunyai keterbatasan dalam kemampuan mengolah. Hal ini mendorong pemakaian data yang dimampatkan atau ringkasan yang mengurangi volume data yang hams diolah penerimanya. Pertanyaan yang kemudian timbul adalah pengaruh data yang dimampatkan atas prestasi manusia. Apakah prestasi keputusan meningkat setelah data diringkas dibandingkan data mentah yang belum diringkas ? Dalam sebuah telah riset yang dilakukan pada pusat riset sistem Informasi Manajemen di Universitas Minnesota, subyek diminta urituk melaksanakan tugas keputusan. Satu kelompok diberi data yang telah diringkas dan kelompok lain diberi data transaksi mentah. Hasilnya menarik untuk perancangan sistem informasi. Kelompok dengan data diringkas mengambil keputusan lebih baik tetapi kurang yakin atas keputusan mereka. Hal ini dapat inenjelaskan enggannya sebagian manajer untuk menghapus daftar transaksi detail. Melihat data mentah mungkin tidak meningkatkan prestasi pengambilan keputusan seorang manajer, tetapi akan menguatkan keyakinan keputusannya. Telah serupa dilakukan Anderson meneliti tanggapan pengambilan keputusan atas informasi probabilistik.

Para pengambil keputusan disajikan satu, dua atau tiga jenis data untuk serangkaian keputusan penganggaran modal:
1. Nilai rata-rata (Mean value).
2. Nilai rata-rata yang longgar (Mean value plus range).
3. Distribusi kemungkinan (probability distributions).
Para pengambil keputusan yang dilengkapi semua tiga butir data lebih yakin atas keputusan mereka tetapi kurang konsisten dibanding bila mereka menerima hanya butir pertama.

KEBUTUHAN AKAN UMPAN BALIK

Model masukan, pengolahan dan keluaran seeara tak langsung menyatakan bahwa manusia dapat menerima masukan, mengolah, dan memberikan keluaran tanpa tambahan elemen sistem. Dalarn sistem komputer, berbagai mekanisme dipakai untuk memastikan bahwa keluaran telah diterima. Pencetak (printer) mengembalikan suatu isyarat pada pusat pengolah untuk menunjukkan kenyataan bahwa data yang dipancarkan telah mengakibatkan pencetak. Sebuah terminal data mengembalikan suatu isyarat untuk menunjukkan
diterimanya sekelompok data. Mekanisme umpan balik serupa harus diberikan pada keadaan pengolahan manusia bukan saja untuk. mengendalikan kesalahan tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan psikologis manusia pengolah. Umpan balik akan dibahas lebih lanjut dalam Bab 4. Pentingnya umpan balik untuk memuaskan kebutuhan
manusia dilukiskan oleh sebuah sistem yang menggunakan sebuah alat pencatat data sumber. Petugas memasukkan data yang dipancarkan ke sebuah lokasi pusat, tanpa alat mengembalikan sesuatu tanggapan dalam bentuk sinar atau suara untuk menyatakan bahwa masukan tercatat. Hasilnya adalah masukan berganda dan petugas yang frustrasi.

IMPLIKASI TERHADAP PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

Bab ini telah menyajikan konsep-konsep dan bukti riset tentang manusia sebagai pengolah informasi. Ini menjadi bahan latar-belakang yang berguna bagi para pemegang sistem infonnasi. hal ini juga mempunyai relevansi langsung terhadap peraneangan sistem infonnasi. Beberapa implikasinya adalah :
Konsep Implikasi untuk perancangan SI (Sistem Informasi)
Kelebihan beban infonnasi Masukan pada manusia dan tanggapan yang disyaratkan harus dijaga agar di bawah titik batas beban.
Sistem informasi hams membantu dalam mendefinisikan ruang persoalan dan dalam proses mencari suatu pemecahan. Format informasi hams berusaha melonggarkan batas-batas ikatan rasionalitas. Sistem jangan terlalu mengandalkan pengolahan manusia melulu. Perbedaan yang diperhatikan Sistem hams membuat jelas sesuatu perbedaan dan jangan menganggap manusia dapat memperhatikannya. Manusia sebagai ahli intuitif statistik Konkretisasi Pematokan dan Penyesuaian Pengaruh pemampatan data
Sistem informasi hams menyediakan analisis statistis atas
data penyimpangan percontoh (sample), korelasi, taksiran kemungkinan, dan sebagainya. Algoritme keputusan hams memberikan pemeriksaan yang konsisten terhadap berbagai sumber informasi, Prosedur penerbitan data hams dirancang agar membantu melenyapkan penyimpangan seperti pengalaman dalam peristiwa. Sistem informasi/keputusan harus dirancang untuk membantu dalam menyusun suatu titik patokan yang cocok dan untuk mempercepat penyesuaian yang perlu darinya. Tetapi sistem hams memungkinkan melihat data mentah. Umpan balik Sistem hams memberikan umpan baik untuk menunjukkan bahwa data telah masuk, pengolahan sedang berlangsung, dan sebagainya. Nilai data yang tak terpakai. Menjelaskan beberapa kebutuhan data yang tidak jelas pemanfaatannya. Contoh-contoh ini melukiskan pentingnya pemahaman kemampuan peranan manusia dalam sistem manusia/mesin..

IKHTISAR

Model dasar manusia sebagai pengolah infonnasi terdiri dari masukan melalui indera, sebuah unit pengolah, dan tanggapan keluaran. Masukan terlalu banyak untuk semua diterima. sehingga perlu diterapkan suatu mekanisme penyaringan untuk membatasi masukan. Model Newell-Simon menunjukkan tiga jenis ingatan yang dipakai dalam pengolah informasi manusia : jangka pendek, jangka panjang, dan penyimpanan luar. Kecepatan baca dan catat yang berbeda pada berbagai penyimpanan serta perbedaan dalam kapasitas menjelaskan banyak ciri dari pengolah manusia. Beberapa batas sementara pada pengolah informasi manusia diungkapkan dalam
"angka keramat tujuh, lebih atau kurang dua". Batas lain adalah banyaknya perbedaan yang diperhatikan atau dianggap berarti oleh seorang penerima. Tetapi riset menunjukkan hal ini dapat berakibat ganda. Prestasi keputusan dapat meningkat dengan data diringkas. tetapi keyakinan atas keputusan berkurang. Lain tanggapan manusia adalah kebutuhan akan umpan batik yang rnenunjukkan pada manusia pengirim bahwa pesannya telah diterima. Sebuah gejala yang cukup tenar adalah pengolahan dan penyimpanan data yang kurang terpakai. Penjelasan untuk hal ini adalah nilai psikologis yang melekat pada peluang tak terpakai.


By : Nur Fahmi Hidayat

2 komentar: